Kamis, 25 September 2014

CERPEN : "Berkat Imei"



Berkat Imei
Oleh : Rudi Agung P.


Hari Sabtu siang itu, ruang kelas 5 SD Pustaka Pengetahuan heboh. Happy sedih mendengar handphone Budi, sahabatnya, hilang. Sebetulnya Bapak dan Ibu Guru sudah melarang murid membawa handphone ke sekolah, tetapi Budi nekat. Sebagai ketua kelas, Happy merasa harus ikut bertanggung jawab untuk menemukan handphone Budi.
"Semua tas teman sudah diperiksa. Tetapi handphone Budi belum ditemukan juga. Aneh," pikir Happy dalam hati.
Karena penasaran, malamnya Happy ke rumah Budi..
"Kamu yakin handphone-mu benar-benar hilang. Di rumah sudah kamu cari ?" tanya Happy.
Budi diam beberapa saat.
"Sudah, tetapi tetap tidak ada. Insya Allah, saya sudah ikhlas kok, Hep."
Happy tidak puas mendengar jawaban Budi. Meski sahabatnya sudah merelakan kehilangannya, tetapi Happy tetap penasaran dan ingin mengetahui siapa pencurinya. Ia meminta Budi membawa kardus handphone-nya ke sekolah pada hari Senin depan.
Hari Senin, seusai sekolah, Happy, Budi, dan tiga sahabatnya menghadap wali kelas mereka, Pak Nurhadi, di ruang guru. Di sana sudah ada Pak Eben, penjaga sekolah. Happy yang meminta Pak Nurhadi memanggil Pak Eben. Soalnya, hari sabtu lalu, pada jam istirahat, Happy sempat melihat Pak Eben masuk ke ruang kelas 5.
"Apakah hari sabtu itu Pak Eben melihat sebuah handphone  ?" tanya Pak Nurhadi.
Pak Eben tak menjawab. Suasana kantor mendadak hening.
"Sa. . sa. . . Saya tidak melihat apa-apa, Pak," jawab Pak Eben gugup. Suasana kantor itu kembali hening.
"Pak Eben punya handphone ?" timpal Happy. Pak Eben mengangguk.


"Boleh saya pinjam ?" selidik Happy. Pak Eben menyerahkan handphone-nya dengan ragu-ragu. Happy memeriksa handphone itu. Dari raut wajahnya terpancar kegelisahan. "Bud, aku pinjam dus handphone-mu, dong," pinta Happy.


Seisi ruangan penasaran dengan ulah Happy. Tetapi ia tetap serius dan fokus mengamati handphone Pak Eben dan kardus handphone Budi. Tuts handphone yang ada di genggamannya dipencet. Casing-nya dibongkar. Sesekali, Happy memperhatikan kardus handphone .
Sekitar lima menit berselang, Happy tersenyum.
"Handphone ini benar milik Bapak ?" Pak Eben tak langsung menjawab pertanyaan itu. Wajahnya mulai memerah.
"Pak Eben, maaf ya, sekali lagi saya mau tanya. Ini benar handphone milik Bapak ?" selidik Happy sambil menunjukkan handphone berwarna biru seri terbaru buatan Finlandia.
"Bu... bu... bukan. Eh... eeehhh... iii... iya. Itu punya saya. Ma... maaak... sud saya, itu handphone nemu," kata Pak Eben terbata-bata.
Spontan, seisi ruangan terkejut mendengar pengakuan Pak Eben.
"Lo, memang nemu di mana, Pak ?" desak Pak Nurhadi.
Sembari menunduk, Pak Eben akhirnya mengakui jika handphone itu bukan miliknya sendiri. Sabtu siang, saat ia akan mengepel ruang kelas 5 yang bocor setelah hujan, tanpa sengaja Pak Eben menemukan handphone yang tergeletak di salah satu bangku.

Setelah menceritakan kejadian sebenarnya, Pak Eben menangis dan meminta maaf kepada Pak Nurhadi dan siswa-siswa kelas 5 yang berada di ruang guru tersebut. Terutama kepada Budi dan Happy. Pak Eben berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Seisi ruangan guru itu menjadi ramai. Kasus yang selama ini menggemparkan kelas 5 SD Pustaka Pengetahuan, akhirnya terkuak. Semua ingin tahu cara Happy membongkar kasus itu.
Dengan senyum yang terus mengembang, Happy menceritakan detil hasil penyelidikannya. Katanya, setiap handphone memiliki nomor mesin atau yang dikenal dengan imei. Nomor itu tertulis di mesin handphone. Jika baterai dicopot, maka nomor itu bisa terlihat jelas. Nomor imei juga bisa diketahui dengan menekan *#06#. Nanti nomor imei-nya akan muncul.
"Biasanya nomor imei itu cocok dengan nomor pada kardusnya. Dan, tidak ada nomor imei yang sama," jelas Happy.

Karena itu ia meminta Budi membawa kardus handphone-nya. Ia mencocokkan nomor imei pada handphone yang dimiliki Pak Eben dan nomor pada kardus handphone milik Budi. Ternyata sama. Pak Nurhadi memuji pengetahuan Happy yang luas dan meminta Budi untuk tidak membawa handphone ke sekolah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekonomi Kreatif di Bidang Kerajinan

Munculnya ekonomi kreatif di Indonesia tidak lepas dengan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean yang telah berkembang selama beberapa tah...