Minggu, 07 September 2014

CERPEN : "Tante Dari Inggris"

TANTE DARI INGGRIS
Oleh : Sugiyanti


Gani dan tiga temannya bermain sepak bola dengan gembira di depan rumah itu. Sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Pemiliknya, Pak Atma dan Bu Atma, terkenal sangat baik hati. Dia mengizinkan halaman rumahnya yang luas dipakai bermain anak-anak, asalkan tidak mengganggu istirahat mereka.
"Hari ini, saudara Pak Atma akan datang" ujar Pak Fuad, ayah Gani. Dia bekerja menjadi tukang kebun dirumah Pak Atma. "Namanya Mba Linda. Dia orang Indonesia, tetapi sudah 10 tahun tingal di Inggris."
Sudah tiga hari, Pak dan Bu Atma pergi ke Inggris, ditempat saudaranya. Kalau keluarga Pak Atma pergi, biasanya kuncinya dititipkan pada Pak Fuad. Namun, kali ini diberikan pada Tante Linda. Mungkin agar Pak Fuad tidak bertanya-tanya, apakah itu Tante Linda yang asli atau bukan. Soalnya Pak Fuad memang belum pernah bertemu dengannya.
"Apakah Tante Linda tidak pernah pulang ke Indonesia ?" celetuk Gani.
"Pernah dua tiga kali. Tetapi kalau disini juga hanya sebentar," jelas Pak Fuad.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah berwarna biru muncul di gerbang. Pengemudinya tampak kurang berhati-hati saat melajukan mobilnya masuk halaman rumah Pak Atma. Ternyata, seorang gadis cantik.
"Waaah... Keren sekali,"bisik Kemal kagum. "Cocok kalau tinggal diluar negeri."
"Memang semua tentang luar negeri pasti bagus ?" bantah Gani kesal. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa lagi karena saat Tante Linda mendekati mereka.
"Halo, saya Linda, " sapa Tante Linda ramah. Dia menjabat tangan Pak Fuad, Gani dan teman-temannya. Gani dan teman-temannya masih terkagum-kagum.



Sepertinya Tante Linda menjadi salah tingkah.
"Kalian pasti cemas dengan cara menyetir saya ya ?" ujar Tante Linda dengan nada bercanda. "Maaf, saya belum terbiasa disisi kiri jalan."
"Pasti asyik tinggal diluar negeri," Gani yang pertama sadar dari kagumnya.
Tante Linda tertawa.
"Setiap tempat, memiliki daya tariknya sendiri-sendiri. Soal seperti apa Inggris itu, pasti bisa kalian lihat sendiri di televisi," ujar Tante Linda. "Tante justru menganggap Indonesia sangat menarik karena tinggal lama diluar negeri."
Wah ! Selain ramah, ternyata Tante Linda orang yang rendah hati. Dia tidak terlihat sombong karena tinggal diluar negeri.
"Tante akan katakan sesuatu yang tidak biasa soal Inggris. Di Inggris, kadang orang menyebut Pound dengan Quid," ujar Tante Linda.
Anak-anak tertawa. Tante Linda ternyata suka bercanda. Apa yang dikatakannya benar-benar tidak penting.
"Nanti Tante Linda akan bercerita tentang Inggris lagi," ujar Tante Linda masih tersenyum ramah.
Tante Linda masuk kerumah masih diiringi tatapan kagum Gani dan yang lainnya. Tante Linda menolak saat Pak Fuad menawarkan untuk membantunya mengangkat koper. Mereka sudah tidak sabar lagi mendengar cerita tentang Inggris dari Tante yang ramah itu.
Gani kembali bermain-main dengan teman-temannya. Namun, perasaannya semakin lama semakin gelisah. Sepertinya, ada yang mengganjal mengenai Tante Linda itu. Gani merasa bersalah mencurigai orang seramah itu. Namun, penampilan luar seseorang bukan jaminan. Gani sudah sering mendengar kalau orang yang keren bisa saja seorang penipu.


Sekitar setengah jam kemudian, Tante Linda pergi. Dia melambai, seramah sebelumnya. "Mudah-mudahan dia tidak mengalami kecelakaan dengan cara menyetir seperti itu," komentar Rizky cemas.
Komentar Rizky sepertinya menyadarkan Gani pada sesuatu.
"Dia penipu !" seru Gani.
Secepat kilat Gani berlari, mencari ayahnya yang ada dihalaman belakang. Tidak dihiraukannya saat ketiga temannya berseru protes padanya.
"Jangan sembarangan menuduh !" seru Kemal jengkel.
Napas Gani serasa hampir putus saat dia berhasil bertemu ayahnya.
"Bilang Pak Udin agar menahan mobil Tante Linda !" ujar Gani, nyaris tidak bisa bicara dengan benar.
Pak Udin adalah satpam di Kompleks Perumahan itu. Dia bisa menahan mobil yang akan keluar atau masuk Kompleks. Sejenak Pak Fuad tampak kebingungan.
Namun, sepertinya dia yakin pada anaknya. Buru-buru dia menelpon Pak Udin. dengan sepeda. Pak Fuad, Gani, dan yang lainnya menuju pos satpam.
"Mudah-mudahan belum terlambat !" pikir Gani saat mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga.
"Kenapa kau bisa menuduh Tante Linda penipu ?" seru Rizky masih tak percaya.
"Dia terlalu memaksakan diri, " balas Gani. Dia jengkel karena harus menjelaskan dalam suasana tegang.
"Aku tidak tahu apakah dia mengarang soal Quid atau tidak. Tapi cerita itu terlalu aneh. Pasti dia ingin terlihat benar-benar mengerti soal Inggris."
Itu awal kecurigaan Gani. Namun, ada alasan lain yang lebih kuat. Gani yakin kalau perempuan tadi bukan Tante Linda yang sebenarnya.
Sampai di pos satpam, Gani dan teman-temannya disambut pemandangan luar biasa. Tas yang tadi dibawa Tante Linda sudah dibongkar. Isinya banyak perhiasan. Gani mengenali salah satunya. Sebuah liontin oval milik Bu Atma.
Perempuan yang semula dipanggil Tante Linda itu terlihat kesal. Ternyata, seminggu lalu dia sudah datang kerumah Bu Atma untuk membuat cetakan kunci rumah Pak Atma dengan sabun.
"Bagaimana kau bisa tau ?" tanya Rizky, masih penasaran.
"Mungkin Tante terlalu banyak menonton film Amerika. Sampai-sampai Tante berpikir negara lain sama seperti Amerika," jelas Gani. "Di Inggris, orang mengendarai mobilnya sama seperti kita, disisi kiri jalan. Saya baru ingat waktu Tante pergi tadi. Kalau Tante tidak berpura-pura kesulitan mengendarai mobil, saya justru tidak curiga."
Tante Linda melotot marah. Dia sudah susah payah belajar mengenai Inggris. Sudah bersikap sangat ramah agar tidak dicurigai. Namun, penyamarannya justru terbongkar karena sesuatu yang dibuat-buat. Sementara Gani benar-benar bersyukur, bisa menggagalkan perampokan dirumah keluarga Pak Atma. Dia senang bisa membalas kebaikan keluarga Pak Atma.


2 komentar:

Ekonomi Kreatif di Bidang Kerajinan

Munculnya ekonomi kreatif di Indonesia tidak lepas dengan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean yang telah berkembang selama beberapa tah...